Jumat, 22 Juli 2011

Preview: Turkmenistan vs. Indonesia

Sulit untuk melihat timnas garuda kita pulang ke tanah air dengan kemenangan di tangan timnas Indonesia. Buka bermaksud paranoid tetapi, persiapan timnas kita kali ini sangat buruk. Terlalu mepet dengan hanya 5 hari persiapan sedangkan Turkmenistan sudah siap dengan persiapan sebulan sudah mereka menggelarkan pelatnas di Belarusia. Padahal, jika PSSI lancar, setelah liga selesai merupakan waktu yang tepat untuk menggelar pelatnas karena sudah tidak ada untuk pemain mementingkan timnya. Tetapi realitas tidak mengatakan seperti itu. Dengan persiapan minim, stamina pemain pun kurang optimal, apa yang kita harus harap dengan timnas kita ?

Setelah pemilihan Djohar Arifin Husein di pilih sebagai PSSI, bukan main sulitnya keadaanya yang langsung harus dihadapinya, tetapi bukan membuat hal lebih mudah malah menyusahkan diri setelah memecat pelatih Alfred Reidl dan asistenya dan Wolfgang Pikal. Widodo C. Putro pun ditempatkan sebagai pelatih U-14. PSSI harus mulai dari awal, padahal seleksi pemain sudah di pilih oleh Alfred Reidl. Walau pemecatan Alfred tidak dianggap serius, tetapi jika kita lihat waktu pemecatanya cukup serius. Tetapi itu sudah terjadi dan kita harus menerima fakta realitas.
Dengan pelatih baru Wim Rijsbergen, tentupun gaya permainan juga berubah. pada era Alfred, timnas menggunakan formasi 4-4-2, sekarang dengan kendali Wim Rijsbergen, timnas kembali menggunakan formasi 4-3-3 seperti pada era Ivan Kolev. Saya rasa dengan persiapan minim, formasi 4-3-3 paling cocok untuk diterapkan karena dengan formasi ini, pemain bisa memaksimalkan skill individual masing-masing tetapi tidak terlalu individual juga. Kembalinya Boaz sudah tidak lagi oleh skill individualnya. Namun formasi 4-3-3 cukup menguras tenaga jika bola tidak berguli effektif jadi yang harus dipentingkan oleh pelatih Wim Rijsbergen dan kedua asistenya yang merupakan pelatih lokal top yaitu Rahmad Darmawan dan Aji Santoso adalah untuk memastikan bola bergurlir dengan lancar di lini tengah dan memberi supply bola harus efektif. Yang harus diperbaiki adalah lini belakang yang mudah rapuh. Nama baru ditimnas seperti Gunawan Dwi Cahyo dan Wahy Wijiastanto diharapkan bisa membangun disiplin di lini belakang namun sayangnya, Wahyu bersama dengan pemain Persija Toni Sucipto tidak bisa berangkat menuju Turkmenistan karena visa mereka belum keluar. Kembalinya seorang Ricardo bisa memberi harapan bahwa bek timnas bisa lebih solid. Kiper pun harus lebih fokus agar tidak melakukan blunder.
Di tangan lain, permainan Turkmenistan sudah jauh lebih siap dan terbentuk. Apalagi dengan postur tinggi dan fisik kuat, solidaritas Turkmenistan sudah tidak diragukan lagi. Pemain andalan mereka merupakan seorang Berdi Samyradov merupakan striker yang sangat mematikan dengan postur yang cukup tinggi pemain ini sulit untuk dihentikan dan Berdi dikenal cukup berbahaya di udara. Hal yang sulit untuk anak-anak garuda untuk di kontrol. Seperti tim-tim pecahan Uni Soviet lainya, permainan Turkmenistan mendalakan permainan cepat dan bola-bola atas yang tidak sulit mengetahui postur yang cukup tinggi. Timnas garuda harus mengandalkan kreatifitas pemain dan membiarkan pemain-pemain berkreasi secara tim beranggota 11 orang.

Kondisi tim minim, stamina minim, persiapan minim. Apa yang bisa kita andalkan dengan timnas kita. Hanya satu hal yaitu semangat juang. Dengan kondisi PSSI yang masih bermasalah, pasti timnas ingin memberikan hasil yang maksimal. Tidak usah menang tetapi harus maksimal dan berjuang. Sosok seperti Bambang Pamungkas bisa diandalkan untuk memberikan 110% yang bisa ia lakukan di lapangan hijau. Jangan kalah dahulu sebelum pluit panjang pengakhir pertandingan di tiup. Garuda di dadaku, garuda kebangaanku, kuingin hari ini pasti menang!

Kamis, 21 Juli 2011

Recap Transfer Musim Panas 16-22 Juli

Minggu ini, transfer window semakin ramai saja dan semakin heboh dengan transfer besar-besaran terjadi minggu ini. Dimulai dengan transfer seorang Stewart Downing dari Aston Villa menuju Liverpool. Sejak masanya id Middlesbrough, Stewart Downing sudah di label sebagai winger paling menjanjikan di tanah britania dan sekarang salah satu aset winger terbaik yang dimiliki oleh 'The Three Lions'. Dengan gayanya yang kurang mempunyai flair tapi efektif, Downing merupakan senjata mematikan JIKA digunakan dengan benar. Gaya bermain Liverpool di era Kenny Dalglish di cukup cocok dengan gaya bermain seorang Stewart Downing. Stewart Downing pun bukan pemain yang murah. Jika dilihat skuad yang dimiliki Liverpool sekarang, saya rasa depth di dalam tim itu sendiri sudah ada. Apalagi dengan tambahan Charlie Adam juga membuat pekerjaan seorang Steven Gerrard lebih mudah. Pemain-pemain yang dimiliki Liverpool saya rasa cukup bagus tapi, King Kenny harus bisa menggunakan pemain-pemain tersebut dengan effektif jadi bisa memaksimalkan performa Liverpool. Hanya perlu di hati-hatikan oleh Liverpool bahwa pemain baru tidak langsung nyetel jadi harus ada kesan kesabaran dari pelatih dan fans. Liverpool saya rasa dengan amunisi sekarang tidak boleh dianggap remeh oleh tim-tim lain.
Transfer kedua adalah kepindahan Shay Given dari Manchester City menuju Aston Villa. Setelah kepindahan Brad Friedel menuju Tottenham, ada lubang yang perlu ditambal oleh pelatih Alex McCleish. Shay Given juga tidak senang di Manchester City apalagi tahun lalu, ia tidak sempat membuat appearance dengan The Citizen. Given adalah salah satu kiper yang fantastis yang dimiliki klub Inggris manapun dan pengalamanya sudah tidak ragukan lagi. Belum ada kiper Irlandia yang bisa menyamai performa seorang Shay. Shay hampir membuang karirnya sewaktu pindah ke Citizen padahal di Newcastle, peranya tidak tergantikan. Tidak habis pikir mengapa Shay ingin pindah. Namun di Aston, peranya dipastikan hanya cedera harus diperhatikan karena usia Shay yang sudah tidak muda lagi. Walau begitu, transfer ini merupakan win win situation antara pihak Aston Villa dan pihak Shay Given sendiri.
Transfer ketiga adalah transfer yang sudah berumor jauh sebelum Copa America dimulai . Ya, transfer seroang Alexis Sanchez dari Undinese menuju Barcelona setelah Agen Alexis sudah menumui persetujuan dari pihak Barcelona. Alexis Sanchez merupakan gelandang top dunia yang mempunyai kecapatan, ketangkasan dan kepintaran level tinggi sudah menjadi bidikan klub-klub ternama namun, Transfer menuju Barcelona mungkin tidak akan mendongkrak performa Barcelona. Saya rasa, kedatang Alexis menuju Barcelona bukan karena untuk melengkapi taktik Barcelona tapi untuk media. Alexis mungkin salah satu winger top tetapi apakah Barcelona memerlukan seorang Alexis. Tidak dengan skema 4-3-3, sudah ada nama Lionel Messi di posisinya yang merupakan pemain terbaik dunia dan juga Bojan yang juga bisa bermain di posisi tersebut. Namun transfer ini menguntungkan untuk Alexis karena bisa mendongkrak performanya karena di Undinese, ia sudah mempunyai 'comfort zone' namun di Barcelon ia harus bisa bekerja lebih keras lagi dengan saingan-saingan beratnya jadi jika Pep Guardiola cukup sabar, Alexis bisa menjadi cukup mematikan tetapi ini tidak bisa keluar secara instan.
Transfer-transfer lain yang terjadi minggu ini juga cukup heboh. Seperti kepindahan Denilson yang tidak betah di Arsenal dipinjamkan ke Sao Paulo. Ini merupakan pilihan tepat karena Denilson jarang tampil musim lalu dengan Arsenal dan merupakan gelandang serbabisa yang bertalenta. Juga Ezequiel Garay yang sulit untuk mendobrak starting 11 Real Madrid pindah ke Benfica. Ada juga nama seorang
Fernando Muslera yang merupakan pemain kunci Uruguay di Copa America 2011 yang sangat gemilang performanya dengan Uruguay dibawah mistar. Ia pindah dari Lazio menuju Galatasaray. Bukan transfer yang ideal untuk Fernando Muslera karena Galatasaray kurang bisa melonjak kariernya apalagi umur Muslera cukup muda (25 Tahun) namun jika gemilang di Galatasaray, akan mudah ia bersinar kembali. Jo juka pindah dari Manchester City menuju Sport Club Internacional.

Kamis, 14 Juli 2011

Recap Transfer Musim Panas 9-15 Juli

Setiap Jumat efektif setiap pada musim transfer G15 Soccer akan menerbitkan review tentang transfer-transfer yang terjadi pada minggu tersebut. Kita akan memulai dengan minggu ini.

Kita akan memulai dengan sepak bola Inggris. Tepatnya rumor transfer kiper muda David Stockdale. Kiper muda Inggris yang satu ini di rumorkan ingin hengkang dari Fulham dan menuju Swansea. Pihak Fulham mengatakan transfer Stockdale hanya merupakan pinjaman saja. Pelatih baru Fulham Martin Jol mengatakan bahwa dia tidak ingin menjual David Stockdale. David pun merupakan aset langka yang merupakan kiper muda Inggris yang menjanjikan. Pinjaman atau permanen, jika David Stockdale bermain di Swansea akan menguntungkan David sendiri. Apalagi jika ia bertahan di Fulham, ia akan menjadi kiper no2 di bawah kiper veteran asal Australia, Mark Schwarzer yang performanya sangat konsisten. Di Swansea, David dipastikan menjadi kiper no1 menggantikan Dorus de Vries yang hengkang ke Wolves. Juka kita lihat, ada sebuah tren bahwa kiper yang digunakan oleh timnas 'The Three Lions' bukanlah tim papan atas malah merupakan kiper dari tim-tim papan bawah dan juga papan bawah. Contoh, Robert Green bermain untuk West Ham, Ben Foster waktu itu bermain Birmingham City, pada PD 2010, David James bermain untuk Portsmouth dan juga Scott Carson sebelum pindah ke klub Turki bermain untuk West Brom. Saya sendiri kurang suka dengan tren ini karena kiper-kiper ini belum merasakan sepak bola papan atas. Usia David masih muda, jadi menjadi kiper no1 sebuah klub di EPL merupakan langkah pertama jika ingin menjadi kiper no1 di klub papan atas. Jika langsung menuju ke tim papan atas seperti Arsenal dan Manchester United, David tidak akan bertahan. Jadi saya cukup mendukung transfer ini.
Transfer kedua yang ingin saya bahas pindahnya Gervinho dari LOSC Lille ke klub ingris Arsenal. Gervinho. Salah satu winger terbaik yang di punyai timnas Pantai Gading cukup bersinar pada musim lalu. Apa lagi, ia bersama pemain muda Eden Hazard memenangkan League one bersama LOSC Lille membua Lille adalah klub perancis yang paling sering dibahas akhir akhir ini. Gervinho pada awal musim transfer, Gervinho sudah dirumorkan untuk pindah kepada beberapa klub papan atas. Gervinho merupakan pemain yang sangat bagus untuk Arsenal namun jika kita lihat roster Arsenal, Gervinho harus bersaing dengan Theo Walcott dan jika menggunakan formasi 4-2-3-1 dia juga bersaing dengan Samir Nasri. Gervinho jugapun bisa bermain sebagai striker tengah. Walau serba bisa, langkah Arsenal membeli Gervinho saya prediksi adalah sebuah langkah panik karena Arsenal sendiri dipusingkan oleh rumor kepindahan sang kapten Cesc Farbegas menuju Barcelona. Seharusnya, Arsenal berbenah dan memfokuskan dana dalam membeli pemain di sisi Belakang dan membeli kiper. Gervinho pun bukan pemain yang murah. Jadi walau Gervinho merupakan pemain yang menjanjikan, langkah ini tidak cocok untuk Arsenal pada waktu seperti ini.
Transfer ketiga yang akan saya bahas adalah hengkangnya Jerome Boateng dari Manchester City menuju Bayern Munich. Tahun lalu, Jerome Boateng di hebohkan dengan transfer dari Hamburg menuju Manchester City setelah PD 2010, Jerome Boateng cukup dihebohkan. Namun setelah berada si Manchester City, ia mengalami masalah cedera dan juga tidak bermain maksimal. Dia kurang bersinar di Manchester City. Malah Aleksander Kolarov yang lebih bersinar. Pada akhir musim 2011, ia mengatakan bahwa ia ingin hengkang dari Manchester. Manchester City saya rasa merupakan tim yang cukup kuat tetapi hal yang masih perlu diperbaiki oleh manajemennya adalah transfer yang dilakukan citizen harus bedasarkan dengan taktik atau bedasrkan membangun aset pemain muda. Bukan uang dan gengsi. Makanya, Manchester City harus mempunyai pelatih yang cukup aktif dan tidak ragu untuk menyodorkan keiinginanya seperti Jose Mourinho dan Luis Felipe Scolari. Tidak yang berkepala dingin seperti Roberto Mancini. Walau begitu, apa yang sudah terjadi, sudah terjadi. Kepindahan Jerome ke Bayern Munich cukup menguntungkan tidak hanya untuk Jerome tapi untuk Bayern karena mereka butuh berbenah di sisi belakang dan Jerome sendiri sudah tidak asing dengan sepak bola jerman. Jadi saya menganggap transfer ini sebagai transfer yang positif.
Terakhir saya akan membahas tentang rumor kepindahan Wesley Sneijder dari Inter Milan menuju Manchester City. Sudah ada kabar dari pihak Inter bahwa Wesley sudah diberi lampu hijau untuk menuju Manchester United. Setelah kabar ini keluar, respons Sir Alez Ferguson malah menyangkal dengan kedatang seorang Wesley Sneijder di Old Tradfford. Saya sendiri tidak keberatan dengan transfer ini. Dengan banderol 35 Juta Poundsterling, untuk pemain sekaliber Sneijder cukup murah. Juga, jika dilihat, gaya bermain Sneijder mirip dengan gaya main Rafael Van Der Vaart yang langsung nyetel dengan gaya bermain Inggris. Dia juga pun pemain belanda. Apalagi, Manchester United memerlukan seorang pengatur serangan apalagi setelah pensiunya Paul Scholes. Namun jika dilihat statusnya yang kurang jelas seperti ini, transfer ini kemungkinan besar tidak terealisasi.
Selain 4 transfer di atas, masih banyak hal yang terjadi di dunia transfer Eropa. Pihak Arsenal dan Barcelona pun masih 'berebutan' jasa Cesc Farbegas. Tensi memanas setelah Xavi mengatakan bahwa Farbegas 'menderita' di Arsenal. Pernyataan ini langsung dibantah oleh Arsene Wenger. Pilihan yang peru di pilih oleh Cesc cukup berat antara pleasure dan loyalty. Selain itu, Javier Pastore juga dikabarkan sudah sepakat dengan AC Milan namun belum ada pernyataan ofisial dengan kedua pihak tentang hal ini.
Kiper AS Roma Doni sudah pindah menuju Liverpool yang masih mengejar winger Aston Villa Stewart Downing. Kieran Dyer meninggalkan Upton Park dan menuju Loftus Road (QPR) yang baru terpromosikan ke EPL. Bek inti Birmingham City hengkang dan menuju Wolves yang masih bertahan di EPL. Djibril Cisse yang saya karirnya sudah habis setelah ia pindah ke Pananthinakos pindah dan menuju Lazio. Seperti ia dibangkitkan kembali dan akhirnya eks pemain Real Madrid Jonathan Woodgate pindah dari Tottenham ke Stoke City. Dulunya dilihat sebagai salah satu bek terbaik Inggris dan sejak pindah ke Tottenham, ia kesulitan dengan masalah cedera sepertinya mendapatkan kesempatan sekali lagi di Britannia Stadium.

Rabu, 13 Juli 2011

Reformasi PSSI

Ya, setelah spekulasi lama, PSSI sudah menemukan Ketua Umum. Bapak Dhohar Arifin Husein yang merupakan eks Pemain PSMS Medan. Gembiranya saya setelah akhirnya PSSI dikomando oleh eks pemain Indonesia. Tetapi, bukan Bapak Djohar Arifin Husein yang saya ingin sorot kali ini tetapi langkah pertama oleh Ketua Umum yang baru dalam merubah dan menjalankan 'reformasi' PSSI.
Setelah rapat, PSSI baru melakukan keputusan yang cukup mengejutkan yaitu memecat Alfred Reidl. Ya, pelatih yang membawa timnas kita menjadi runner-up piala AFF Desember silam dipecat. Desas desusnya, Reidl dipecat karena kontraknya di tanggung oleh pak Nirwan Bakrie. Ini saya rasa merupakan langkah pertama dalam membuang aroma politis di dalam badan PSSI dan juga sepakbola tanah air kita sendiri. Saya sendiri tidak keberatan dalam pendepakan Alfred. Secara pribadi, saya kurang menyukai cara Alfred meladeni timnas kita. Alfred adalah tipe pelatih yang berkepala dingin tetapi saya aggap terlalu dingin. Hal positif tentang Alfred adalah, dia membangun disiplin di dalam tim yang secara otomatis membangun respek terhadap pelatih yang membantu performa timnas namun, saya kurang menyukai kinerja Alfred di lapangan. Kunci kesuksesan timnas pada AFF silam adalah menggunakan taktik yang baru dan membuat oposisi kaget dengan cara bermain timnas Indonesia namun dalam kreatifitas, Alfred cukup kagok. Seperti pertandingan melawan Malaysia, sudah tertinggal namun cara bermain timnas kita tetap sama. Pemain cadangan yang dimainkan itu-itu saja dan tidak menggambil resiko dalam mengotak-atik taktik jadi membangun kejutan dan membuka kans dalam mengimbangkan kedudukan ataupun memenangkan pertandingan. Secara kesulurhan gaya pelatihan Alfred Reidl mudah terbaca dan akan berjaya hanya sekali.
Walau tidak keberatan atas Alfred Reidl yang di depak, jika dilihat waktunya ia didepak, saya seidkit keberatan. Pelatnas direncanakan dimulai tanggal 14 Juli dan setinggal Alfred, kita harus menunda perkembangan timnas. Jikapun sang pengganti langsung melatih, butuh waktu untuk para pemain untuk beradaptasi dengan cara kepelatihan yang baru. Belumpun pilihan pemain Timnas senior sudah dipilih oleh Alfred Reidl. Bukan masalah Timnas harus cepat dibangun, tetapi Timnas harus terbang ke Turkmenistan dalam melakoni laga Pra Piala Dunia 2014 yang direncanakan bertanding pada 23 dan 28 Juli mendatang. Kita harap perkembangan timnas akan berlanjut dengan lancar.

Secara instan, PSSI sudah menyiapkan pengganti yaitu seorang Wim Rijsbergen. Pelatih yang sudah tidak asing dengan sepak bola indonesia karena telah melatih PSM Makasar di LPI. Wim sendiri mempunyai segudang pengalaman denganya. Dia pernah melatih youth team Ajax Amsterdam pada tahun 86. Namun highlight karirnya adalah sewaktu ia menjadi asisten pelatih timnas Trinidad & Tobago yang mempunyai pemain berkualitas seperti Kenwayne Jones yang bersinar bersama Stoke City di liga Inggris. Namun, karir Wim tidak mulus, ia pernah disuspen oleh federasi sepak bola Trinidad & Tobago. Kita harap ini tidak akan terjadi dalam menangani timnas merah putih kita. Sebagai pengamat ISL, saya kurang menyukai mengamat LPI karena itu, kinerja Wim kurang bisa saya asah. Dengan waktu yang minim saya harap Wim adalah 'the right man' dalam masa sulit sewaktu perubahan timnas harus dikebut. Karena persiapan minim, pelatih timnas u-23 Rahmad Darmawan di tugaskan sebagai asisten pelatih timnas senior. Nama Rahmad Darmawan merupakan salah satu pelatih lokal terbaik. Rahmad sendiri mungkin bukan pelatih yang paling cerdas namun di mengetahui apa saja yang dibutuhkan sebuah tim untuk memenangkan pertandingan. Ia juga dekat dengan para pemain. Duet Wim dan RD saya rasa cukup menjanjikan namun seperti tim bisasa, butuh waktu untuk berbaur antara pelatih, pemain dan staff timnas lainya. Karena itu, Djohar Arifin tidak memberi target pada laga melawan Turkmenistan 23 Juli mendatang melihat persiapan timnas yang minim. Tapi itu tidak berarti tidak tampil maksimal timnas kita. Timnas harus bermain 110% pada semua pertandingan. Yang kita para supporter timnas garuda bisa lakukan adalah menyoraki dan mendoakan timnas kebanggaan kita.


Selain Alfred yang didepak, Iman Arif sang direktur teknis BTN dan manager timnas juga didepak. Spekulasi mengapa Iman dipecat saya rasa karena keberadaanya pada badan timnas beraroma politik. Walau begitu, Iman adalah orang yang membangun perubahan signifikan yang positif pada era Nurdin Halid. Pada salah satu majalah sepakbola edisi Indonesia, Iman mengatakan bahwa sewaktu pertama bekerja di BTN, tidak ada program pembinaan, program dan rencana jangka panjang apalagi struktur kompetisi u-21 dan u-16 tidak ada. Karena itu, Iman harus bermulai dari nol. Karena itu, hal yang dilakukan Iman sendiri cukup revolusioner. Jika dilihat perkembangan sepakbola tanah air walau belum di kelas premium cukup pesat. Iman pun bertanggung jawab atas program naturalisasi Irfan Bachdim, Sergio Van Djik, Kim Kurniawan, Christan 'El Loco' Gonzales dan beberapa pemain naturalisasi lainya. Jika dihitung-hitung pendepakan Iman cukup merugikan timnas. Nama penggantinya adalah Ferry Kodrat. Saya harap nama seorang Ferry Kodrat bisa melapisi ataupun melampaui perstasi yang telah dibangun oleh Iman.


Tanda refolusi PSSI di tangan baru sudah terlihat namun PSSI pun harus mengathui kondisi timnas sendiri. Sewaktu timnas membutuhkan kepelatihan intensif, langkah ini kurang saya sukai karena yang mereka PSSI lakukan tidak mementingkan performa timnas tetapi mementingkan PSSI sendiri. Yang seharusnya direktur timnas lakukan adalah memberi sumber daya yang diperlukan timnas yaitu pelatih, staff dan pemain yang berkualitas dan membiarkan sumber daya tersebut bekerja dengan semaksimal mungkin bedasarkan hanya satu hal yaitu kepercayaan. Intervensi PSSi harus diminamilisir dan PSSI harus bertindak dengan pintar dan harus lebih sabar. Gonta-ganti pelatih mungkin bisa merubah keadaan tapi tidak ada salahnya dalam membiarkan pelatih dan pemain berbaur lebih lama dan tunggu saja hasilnya.

Jumat, 18 Maret 2011

Coca-Cola League: GJIS U14 vs. BIS U14 Preview


Sudah tidak terasa, kita sudah tiba di penghujung liga Coca-Cola musim 2011. Semua hasil pada pertandingan ini tidak akan mengefek apapun.Tidak ada yang akan naik atau turun peringkat namun apa yang dipetaruhkan adalah gengsi. GJIS U14 tidak mau di permalukan di kandang sendiri dan BIS u14 Red akan pergi all out setelah kans juara liga coca cola pupus dan sudah knock out dari Greenfields cup. Gengsi adalah yang dipertaruhkan dalam laga Jombang Derby yang satu ini.

Setelah kemenangan di Greenfields Cup atas JJC dengan skor 9-0, sepertinya tidak ada yang akan menghalang laju The Tigers namun dalam realitas, skuad GJIS U14 dilanda masalah cedera yang cukup besar. Setelah Ilyasa Ning mengalami cedera lutut dan dipastikan tidak bisa bermain pada laga bergensi pada satu ini, ada 6 pemain yang tidak 100% fit pada pertandingan yang satu ini termasuk kiper kiper Ivan J. Fredrik yang baru kebobolan satu gol pada musim ini dan winger Devin Buana yang dipastikan tidak bisa bermain pada laga ini. Selain itu ada, George Kumentas, Billy Seabrook, Andreas Pratama dan Riva Irshadi. Kafka Keandre pun tidak bisa bertanding karena urusan keluarga di Singapura. Walau dengan skuad pas-pasan coach Totok Purwanto masih ingin bermain 120% pada pertandingan yang bergengsi ini dengan masih memaanfaatkan counter attack yang sangat berbahaya.
Tidak ada tujuan yang jelas untuk bermain all out dalam pertandingan yang satu ini setelah secara hitungan sudah tidak mungkin mengangkat piala Liga Coca-Cola lagi dan juga sudah knock out dalam laga pedih melawan rival JIS U14 dalam adu penalti yang dramatis pada Greenfields Cup. Satu-satunya motafasi yang di punyai Aaron Thirkell cs. ini adalah memenangkan laga klasik yang belum pernah kalah dalam setiap pertandingan melawan GJIS U14 ini. Perlu diwaspadai permainan short passing dalam tempo lambat yang bisa mengecoh bek-bek GJIS U14. Titik kelemahan BIS U14 Red adalah mental yang mudah di patahkan.

Jumat, 18 Februari 2011

Greenfields Cup: GJIS U14 vs. STB-ACS U14 Preview

Sebuah 'mid-table clash' antara GJIS U14 dan STB-ACS U14 tanggal 22 Januari 2011 lalu menghasilkan sebuah kekecewaan untuk GJIS U14 dan sebuah refreshment karena itu menjadi kemenangan pertama untuk STB-ACS U14. Namun semua telah berubah dan GJIS U14 akan kembali untuk menerkam STB-ACS U14 dengan dendam sebagai motifasi untuk memenangkan pertandingan yang berharga mati dalam Greenfields Cup.


GJIS U14 telah kembali setelah kemenangan telak atas JJC U14 tanggal 12 Februari 2011 lalu. Bahkan comment coach Totok Purwanto adalah "Walau kemenangan telak kita tidak bola bersenang-senang dahulu karena sebenarnya tadi bek kita kurang serius dan tidak maksimal." Pelatih Totok Purwanto berharap lebih dari pemainya dan GJIS U14 ingin memberikan 110% pada pertandingan yang cukup sengit. Namun masalah home ground kembali terjadi untuk GJIS U14. Setelah home ground mereka GJIS AB tidak terdaftar dalam venue Coca-Cola League, skuad GJIS U14 dibuat gembira setelah sudah didaftarkan bahwa pertandingan Greenfield ini akan di laksanakan di GJIS AB namun secara mendadak venue berganti menjadi home ground STB-ACS dan laga ini merupakan laga usiran. Yang lebih pedih, STB-ACS U14 mendapatkan home ground advantage pada kedua kalinya. Walau pedih, semua masalah itu harus dilewatkan di focus kepada game yang satu ini.
Walau diberikan home ground advantage, skuad STB-ACS U14 ini tidak diunggulkan. Gavriel Purwanto dkk. dikenal dengan inkonsistensinya. Juga faktor kelelahan kemungkinan besar bisa melanda di skuad STB-ACS U14 ini karena pada 2 hari berturut-turut harus melakoni pertandingan yang cukup berat melawan BIS U14 pada tanggal 19 Februari dan keesokan harinya melakoni partai usiran ini. Cukup berat namun tinggal bergantung kepada Coach Djulkifri untuk membuat prioritas. Apalagi secara biasanya STB-ACS kurang bisa bermain dengan sebuah kesatuan tim dan biasanya pincang dengan offense dan defense. Ini perlu diperbaiki. Apalagi, pilihan di bench tidak terlalu bagus untuk STB-ACS U14. Ini perlu di waspadai oleh Matthew Thomas cs.


Di atas kertas GJIS U14 mempunyai kans lebih besar untuk menang namun, banyak faktor sikologis dan non teknis yang bisa menintervensi pada partai yang satu ini.
TIME FOR REVENGE!!!!

Sabtu, 12 Februari 2011

JSFA Coca Cola League: Review GJIS U14 vs, JJC U14


Sebuah pertadingan yang di anggap 'haram' untuk kalah untuk GJIS U14, GJIS U14 datang dengan kepala menghadap keatas dan pulang dengan kepala ke atas juga setelah JJC U14 ditaklukan 6-0.

Sebuah hari yang cerah untuk bermain sepakbola tepatnya tanggal 12 Februari 2011, GJIS U14 datang untuk menghadapi tim asal Sentul JJC U14. Setelah bisa menahan calon terbesar untuk juara tahun ini Al Azhar 8/9 Bekasi 0-0 di STB GJIS U14 datang dengan semangat besar untuk mengambil poin penuh dan beberapa menit setelah kick off JJC U14 mendapatkan sebuah peluang setelah kiper Ivan Fredrik tidak bisa menangkap bola dengan sempurna dan menghasilkan sebuah 'scrimage' di depan gawang namun kiper Ivan Fredrik akhirnya bisa mendapatkan bola dengan cepat. Lalu dibalas oleh sebuah peluang dari M. Al Ghifary yang lewat dari semua penjagaan bek namun, finishingnya kurang sempurna dan melambung ke atas mistar gawang.
Akhirnya, gol pertama datang dari kaki seorang Riva Irshadi setelah Riva Irshadi mendapatkan bola dari seorang bek kiri JJC U14 dan lalu di tendang dengan sempurna kegawang dan menghasilkan gol. Kedudkan menjadi 1-0.

Tidak lama kemudian, umpan dari sang kapten M. Raihan Dzaky di terima oleh Devin Buana dan ditendang namun tendangan tersebut mengenai mistar gawang namun M. Al Ghifary sangat cepat untuk menerima rebound dan gol. Keduduka menjadi 2-0.

Pada babak kedua, tempo permainan sedikit melamban namun lebih keras. Karena itu Kafka Keandre dihadang di lututnya da harus di tarik keluar. Satu-satunya pemain international GJIS U14 Albani Zachman dimasukan dan lalu tidak lama setelah itu, Albani Zachman menerima rebound namun tendangan langsung menuju kiper.
Tidak lama setelah itu, Albani Zachaman lepas dari pertahanan dan gol. Kedudukan mejadi 3-0. Baru beberapa menit saja setelah gol tersebut, pertahanan JJC U14 melakukan kesalahan yang sama dalam tidak ketat dalam menahan Albani Zachman dan alhasil, gol ke4 GJIS U14. Kedudukan menjadi 4-0.


Setelah itu, M. Al Ghifary mendapatkan peluang emas yang cukup banyak tapi tidak bisa mencetak gol tersebut tetapi akhirnya bisa mendaptakan gol setelah melewati bek-bek JJC U14. Kedudukan menjadi 5-0.



Sebelum pertandingan usai, sebuah percobaan tendangan jarak-jauh dilakukan oleh Riva Irshadi dan alhasil, sebuah gol cantik di cetak olehnya. Kedudukan menjadi 6-0 dan tidak ada gol setelah itu. Full time, 6-0.

Foto by Ronny Yogiswara & Robby Z

Jumat, 21 Januari 2011

JSFL: STB-ACS U14 vs. GJIS U14

Pada pertandingan perdananya dalam JSFL season 2010/2011, GJIS U14 ingin memulai partainya di JSFL dengan baik dan mulus. Albani Zachman cs. telah melupakan kegagalan tahun lalu dan siap untuk tahun yang lebih baik tahun ini. Sebaliknya, STB-ACS U14 setelah di permalukan 2 kali di kandang oleh JJC U14 dan lalu Al-Azhar 8/9 Bekasi U-14 tidak mau di permalukan ketigalinya. Matthew Thomas cs. ingin mengembalikan formnya pada pertandingan satu ini.

Pada pertandingan pertama dalam musim 2011 ini, kesalah tahun lalu dengan start yang sangat buruk tidak akan diulangi tahun ini. Di bawah tangan pelatih baru Totok Purwanto dan komando kapten baru M.Raihan Dzaky akan membawa hawa baru di tim GJIS U14. Permainanya cukup berubah dengan menggunakan permainanan ala Coach Totok Purwanto yang lebih kolektif, wingplay cepat dan yang pasti lebih berbahaya, tim yang hampir terdegradasi tahun lalu ini tidak akan berada di dasar klasmen musim ini dengan beberapa nama andalan tim GJIS U14 seperti Al-Bani Zachman yang anggota tim Milan Indonesia yang meraih gelar di Italia November Lalu, striker M. Al Ghifary yang merupakan top skorer GJIS U14 tahun lalu dan juga bek anyar Nandiaka Arda yang merupakan jantung pertahanan The Tigers. Jangan lupa Kapten Baru The Tigers yaitu M.Raihan Dzaky yang dalam pertama kalinya mendapatkan jabatan kapten dalam tim sepakbola GJIS namun tahun ini, kita akn melihat M.Raihan Dzaky bermain lebih defensif. Dengan semangat baru, The Tigers tidak segan-segan datang ke kandang STB-ACS dan menaklukan tim kandang.
Sebalinya, STB-ACS U14 telah gagal mendapatkan poin penuh di kandang pada 2 pertandingan awalnya yaitu di tahan seri 2-2 klub papan bawah JJC dan di takulukan runner up tahun lalu Al-Azhar 8/9 Bekasi U14 1-0. Kegagalan dalam kandang STB-ACS mungkin karena kekurang ketajaman lini depan tim mereka setelah di tinggali oleh striker unggulan Irfan Fandi Ahmad yang merupakan anak pemain top Singapura Fandi Ahmad. Mantan pemain SIS Bona Vista ini hijrah ke Eropa untuk menunjang ilmu sepakbolanya di SSB top di sana. Pelatih Djulkifri dan timnya tidak mau di permalukan ke 3 kalinya dan akan mencari celah yang mungkin terlalu terbuka dalam lini pertahanan GJIS U14 yang merupakan masalah terbesar GJIS U14 tahun lalu.

Senin, 03 Januari 2011

Debat PSSI vs LPI

Konflik ini mulai sejak pertengahan Oktober. Sebuah organisasi yang bernama Gerakan Reformasi Sepakbola (GRSNI) yang di dalangi seorang Arfin Panigoro merencanakan sebuah liga revulusioner dan harapan itu terwujud setelah secara resmi meluncurkan PT. Liga Primer Indonesia 24 October 2010 lalu dan LPI akan bergulir pada 8 Januari. Dalam pihak lain, PSSI kurang suka apa yang di lakukan oleh PT. Liga Primer Indonesia karena melanggar beberapa regulasi dan memberi sangksi kepada liga ini yaitu tidak melabel Liga Primer Indonesia sebagai liga sepakbola profesional di tanah air apakah dampak konflik ini buka saja kepada PSSI tetapi masyarakat Indonesia?

Tujuan LPI
Tujuan LPI sendiri untuk membangun sebuah ajang sepakbola yang leboh profesional dari pada apa yang dilakukan PT. Liga Indonesia seperti Djarum ISL dan Liga Tiphone. Beberapa hal refolusioner dilakukan oleh PT. Liga Primer Indonesia seperti mengelola good governance, mengunakan beberapa marquee player dan coah contoh, Diego Tristan yang pernah berkiprah di English Primier League bersama West Ham yang akan berkiprah di LPI bersama klub Real Mataram Jogjakarta, dam yang paling revulosioner adalah tidak menggunakan dana APBD. Main Goal PT. Liga Primer Indonesia adalah untuk membangun sebuah kompetisi yang lebih profesional untuk memjukan sepak bola Indonesia.

Apa Yang Saya Takutkan
Setelah pertama kali mendengar berita tentang LPI, saya sangat kaget. Saya sendiri adalah seorang penggemar ISL dan saya rasa musim ISL yang ini salah satu yang paling mulus yang saya pernah lihat (hitung liga bank madiri dan liga boga sari) dan tiba ada counterpartnya.
Saya sendiri cukup senang tentang semua gagasan LPI apalagi tentang marquee player tetapi apa yang saya khawatirkan adalah sangksi yang diberi PSSI tentang LPI terutama tentang pemain Indonesia. Pemain yang berkiprah di LPI tidak boleh membela timnas Indonesia. yang lebih memperhatinkan adalah 3 tim PSM, Persibo dan Persema mengundurkan diri dan pindah ke LPI apalagi ketiga tim tersebut mempunyai pemain Indonesia yang muda. Regulasi ini akan mencalonkan beberapa korban yang akan mengubur impianya bermain untuk tim tanah air tercinta seperti Samsul Arif, Rudi Widodo,
Jaya Teguh Angga, Diva Tarkas, Kim Kurniawan dan yang paling menggawatkan nama seorang Irfan Bachdim yang nama menucat setelah penampila yang apik di Piala AFF dan baru baru menjadi idola kaum hawa.
Samsul Arif, Rudi Widodo dan Jaya Teguh Angga di nobatkan akan pindah ke Sriwijaya FC namun Kim Kurniawan dan Bachdim keputusan belum final. Bahkan pelatih Persema Timo Schumann dan kapten Persema Bima Sakti sudah menobatkan bahwa Irfan tidak akan hijrah ke Persema. Diva Tarkas pun tidak ada kabar. Juga dari Persitara yang juga mundur dari Liga Tiphone akan kehilangan nama Tantan. Kita sudah kehilangan nama belia seorang Andik Vermansyah yang ada di Persebaya. Saya tidak ingin nama-nama potensial hilang seketika.

Apa yang Saya Usulkan
Saya usulkan bahwa kedua tim seharushnya berkerjasama untuk memperbaiki liga ISL dan Tiphone juga liga-liga lainya. Ini akan melonjakan cukup tinggi ISL dan liga liga lainya. Tidak hanya mengilangkan konflik namun gagasan yang di berikan LPi bisa di adaptasikan oleh PSSI dan membangun sepakbola yang lebih baik karena saya rasa sepak bola Indonesia sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat pada jangka waktu 3 tahun terakhir. Yang lebih menguntungkan budget sepak bola Indonesia bisa bertambah karena di subsidi dari PT. Liga Indonesia dan PT. Liga Primer Indonesia.Bisa digunakan untuk , perbaikan rumput dan infrastruktur, pembinaan usia muda dan mebangun ketertarikan kepada sepakbola dalam masyarakat Indonesia.Saya rasa konflik ini harus di hentikan dan PSSI harus meminta berkejasama. Dengan ini, pemain dan pelatih di ajang sepak bola Indonesia tidak perlu memikirkan hal-hal nonteknis dan lebih berkonsentrasi dalam bermain dengan baik.

JSFL League: Profile GJIS U14


Musim lalu, tim U14 GJIS bersusah payah bertahan di divisi A, musim ini, tim U14 GJIS kembali berkiprah di divisi A tetapi tekanan akan lebih berat dan tahun ini The Tigers tidak mau melihat nama timnya tercantum di dasar kelasmen kembali.

Karena regulasi yang tidak memperbolehkan 2 tim dari 1 sekolah yang sama di 1 divisi bersamaan setelah tahun lalu yang terpromosi adalah LIF (Lychee International Francais) dan JIS B, JIS B bertahan di divisi B. LIF pun mendapatkan sangksi karena alasan yang kurang jelas di merosot di divisi B2 U14. Ini memberi kesempatan kedua untuk GJIS U14 kembali bermain di Divisi teratas kategori U14 namun tahun ini, tekanan labih berat di tangan U14 terutama karena satu satunya tim yang berada di kasta tinggi dalam JSFA league adalah tim U14 satu ini. Lawan akan lebih berat dan nama-nama baru yang tidak kalah tangguhnya dan belum pernah bertemu dengan GJIS U14 akan ada di divisi yang satu ini. Ada 2 tim adalah Macan Banten yang di sponsori oleh BIS dan ISCI Situ Boys. Kedua tim ini masuk dikarenakan withdrawal kedua tim yang tahun berkiprah di Divisi A U14 yaitu Manahaim United dan GMIS. Walau kedua tim ini dikategorikan sebagai tim promosi, kedua tim ini tidak boleh di remehkan.


Tidak mau mengulang kejadian slow start dan management kurang jelas seperti tahun lalu, beberapa purabah dilakukan management soccer Tim GJIS. Setelah kontrak dengan A.S.A diputus Juli lalu, teknichal dirketur tahun lalu Bpk. Totok Purwanto menjadi pelatih U14. Untuk membangun permainan yang lebih baik, seleksi yang jauh lebih ketat dilakukan dan menyisahkan hanya 18 nama yang lolos seleksi tersebut. Namun, tim ini terbentuk hanya satu hari sebelum liburan desember-januari jadi tidak ada waktu untuk membangun kesatuan tim dan membangun gaya permainan tim. Pada awal dikawatirkan namun kembali sebuah keberuntungan karena pertandingan pertama GJIS U14 yaitu melawan STB-ACS Internatonal U14 akan digelar pada tanggal 22 Januari Mendatang yaitu pekan ke 3 JSFA League berarti tim GJIS U14 masih punya 2 minggu untuk persiapan.

Namun masalah tim tidak berhenti di sana. Setelah lama menyediakan lapangan, GJIS untuk tahun ini tidak menyediakan lapangan jadi tak ada laga kandang untuk GJIS. Laga 'kandang; akan di lakukan di tempat netral. Ini mungkin masalah minor tapi, mempunyai laga kandang bisa memnambah kepercayaan diri tim apalagi sudah sangat nyaman dengan lapangan tersebut.

Namun walau mempunyai beberapa masalah, tim ini sangatlah fresh dan siap tempur. Bebrapa nama lama di dalam tim seperti Daniswara Arshaldi, M. Ghifary dan Devin Buana namun juga ada nama pendatang baru seperti Nandiaka Arda Janio, M. Ilyasa Ning dan kiper Ivan Fredrik. Juga ada nama Albani Zachman yang menjadi salah satu pemain yang di kirim ke Milan. Pemain jebolan U12 juga ada seperti Kafka Keandre dan William Bonaventura. Apalagi tim ini baru saja memenangkan JIS Cup. Kita nantikan kiprah tim yang satu ini.

Daftar Tim
Kafka Keandre
William Bonaventura
Kim Ki Beom
Nur Muhammad Ilyasa Ning
Ivan Julian Frederik
Patrick Phan
William Charles Seabrook
Al-bani Adiyasa Zachman
Muhammad Deryll Reminton
Reva Irshadi
Muhammad Al Ghifary
Nandiaka Arda Janio
Devin Trianda Buana
George Kumentas
Nickalis Ramadhan
Andreas Ananda Pratama
Daniswara Arsyaldi
Muhammad Raihan Dzaky