Sabtu, 25 Desember 2010

Preview: Final Piala AFF Leg 1

Setelah hiatus yang cukup lama, saya ingin langsung membawakan apa yang saya prediksi akan terjadi dalam Final Piala AFF antara Indonesia vs. Malaysia.
Setelah perjalanan yang mulus untuk Indonesia dalam babak grup dan semi final AFF, Indonesia menuju ke final kembali untuk ke 3 kalinya. Setelah prestasi timnas yang dianlisiskan oleh masyarakat minim prestasinya, Firman Utina cs. diharapakan untuk pertama kalinya memengankan Piala AFF yang sejak dulu di idamkan oleh masyarakat Indonesia.

Malaysia pun mempunyai semangat juang yang tidak kalah dari pemain timnas Garuda. Untuk pertama kalinya, mereka menuju final piala AFF. Setelah start yang cukup buruk, Malaysia kembali bangkit untuk merebutkan piala tersebut. Norshahrul Idlan cs. sudah mengatakan bahwa mereka akan bermain all out pada pertandingan tersebut.

Dalam rekor pertandingan sebelumnya, Indonesia di unggulkan. Sejak tanggal 2 September 1957 (waktu pertama Indonesia bertemu Malaysia) Indonesia telah menang 28 kali, seri 15 kali dan dan kalah 19 kali. Namun dalam ajang piala AFF sendiri, secara agregat, Indonesia baru kalah hanya 2 kali saja, satu pada Piala Tiger (nama piala AFF sebelum diganti) 1996 dan pada fase grup Piala Tiger 2004.
Namun, saya tidak mau terlalu bangga kepada rekor itu dan mengengsikan bahwa itu adalah bukti bahwa Timnas Garuda sudah pasti menang. Ini karena, sangat banyak yang berubah dan hal-hal yang biasa terjadi dalam kompetisi ini terjadi berubah. Contoh, 2 tim yang paling berprestasi dalama Kompetisi Piala AFF sejak 1996 Singapura dan Thailand tidak samapai fase gugur dan kalah dalam fase grup. Tim Malaysia pun lebih kuat dari sebelumnya Dari semua Piala AFF, saya rasa inilah tim Malaysia yang terkuat. Juga, kemenangan 5-1 atas Malaysia dala fase grup AFF 2010 tidak perlu terlalu dibanggakan karena tim Malaysia yang kita lawan pada fase grup tersebut lebih lemah dari pada yang kita akan lawan setelah ini dalam Final. Mereka telah berkembang selama kompetisi ini dan juga beberapa pemain Malaysia sudah pulih. Ini bisa membuat tim garuda kerepotan.
Untuk timnas negara kita yang kita banggai kurang sebagus itu, beberapa pemain kunci cedera sperti Octavianus Mainiani, bomber Christian El Loco Gonzales dan jatung permainan kita Firman Utina. Octo dan Gonzales masih menerima rawatan , Firman Utina masih 50-50. Hanya Irfan Bachdim yang benar benar pulih. Pengganti Octo saya rasa masih ada nama Arif Suyono namun setelah itu tidak ada winger murni di bangku cadangan timnas Indonesia.Hanya ada satu nama yang biasanya di taruh di wing yaitu seorang Dendi Santoso yang masih berumur 19 tahun dan belum pernah bermain di level senior internasional. Johan Juansyah pun juga bisa di taruh di wing namun kondisinya sama, tidak mempunyai pengalaman internasional. Yang mempunyai pengalaman internasional hanyalah Irfan Bachdim. Ini berarti bahwa, di posisi striker hanya menyisahkan seorang Yongki Ariwibowo. Membicarakan tentang striker, kehilangan El Loco Gonzales mengartikan posisi targetman dan goal poacher menyisahkan hanya Bepe. Di depan sepertinya Riedl menduetkan Bepe dan Bachdim. Namun jika di tengah pertandingan Bachdim di posisikan sebagai winger menyisahkan Yongki atau Johan. Namun apa yang kita tahu Riedl lakukan sekarang hanyalah mengharapkan, Firman, okto dan Gonzales cepat pulih.

Ada beberapa hal-hal yang saya rasa harus di lakukan oleh timnas Indonesia dalam menaklukan permainan Malaysia. Yang perlu mereka lakukan adalah yang pertama merepotkan pertahanan Malaysia dengan melakukan passing-passing yang kolektif dan lalu mendistribusikan bola kedepan dengan tempo yang cepat. Bustomi merupakan central pembangunan serangan tim merah putih selama ini namun kehilangan Bustomi akan menjadi kehilangan yang sangat berharga untuk tim merah putih. Selama ini Bustomi selalu membangun serangan dengan tempo yang lambat. Tidak ada yang salah dengan ini namun ada satu faktor yang bisa mengagalkan serangan tempo lambat ini bahwa Malaysia akan melakukan pressure yang keras untuk menghentikan distribusi bola dan juga pengolahan bola. Y Namun dengan permainan cepat ini ada sisi buruknya juga, dalam era Benny Dollo, permainan tempo cepat telah diterapkan tetapi gagal. Ini dikarenakan ketidak disiplinan pengolahan bola di lini tengah tim merah putih. Jadi ketidak disipinan pengolahan bola harus di hilangakan dan dengan cara pelatihan Alfred Riedl yang bertangan dingin saya rasa bisa.

Dalam pertahan, Indonesia harus fokus dalam satu hal, yaitu menghentikan supply bola menuju kedua striker M. Safee dan Norshahrul Idlan. Ini juga bertulang belakang lini tengah Indonesia. Jika kita memfokuskan untuk menjaga ketat secara man to man kedua striker Malaysia ini, kemungkinan besar, penjagaan man to man ini akan lepas. Inilah karakter kebanyakan bek-bek Indonesia. Kebanyakan bek Indonesia berkarakter Sweeper atau stopper bukan yang man markingnya sangat ketat jadi apa yang harus kita lakukan adalah bermain keras di lini tengah dan mengentikan daya produktifitas Malaysia di lini tengah.

Saya bisa simpulkan bahwa permainan Indonesia melawan Malaysia harus berfokus kepada lini tengah dalam serangan dan pertahanan. Keduanya, pertahanan dan serangan harus effisen dalam menghentikan supply bola menuju lini depan Malaysia dan juga effisien dalam memberikan passing-passing tempo cepat kepada lini depan tim merah putih. Kunci kemenangan atas Malaysia hanyalah satu kata. EFFISIENSI!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar