Pada tanggal 25 September kemarin, event baru sepak bola Indonesia antara pemenang ISL dan Piala Indonesia, uji kehebatan dan pemenangnya akan memenangi Community Shield. Pertandingan Community Shield antara Arema FC dan Sriwijaya FC pasti akan berbuah pertandingan yang sangat seru dan hasilnya pun juga.
Kedua tim menurunkan lineup terbaik namun, Arema tidak menurunkan kedua striker anyarnya, Yongki Ariwibowo dan T.A. Musafri. Leonard Tupamahu juga ada di bangku cadangan. Yang unik dalam formasi Arema FC adalah pergantian formasi dari 4-4-2 dari era Robert Rene menuju formasi 4-2-3-1 yang baru saja digunakan oleh pelatih baru Miroslav Janu. Ini membuat posisi jangakar 2 ditempatkan oleh seorang Ahmad Bustomi dan Rony Firmansyah. Saya cukup pertentangan dengan kedua jangkar ini karena, seroang Ahmad Bustomy adalah playmaker murni dan berkualitas dan jika di tempatkan sebagai jangkar, kualitasnya tidak akan terlihat. Rony Firmansyah pun sebenarnya adalah seorang gelandang serang bukanlah jangkar. Namun kedua winger, M. Ridhuan dan Dendy Santoso ditempatkan di posisi yang pas. Saya agak ragu tentang Roman Chamelo. Roman adalah seorang striker finisher dan tempatkan sebagai second striker. Saya gak ragu dengan ini. Dalam sisi lain, Sriwijaya FC menurunkan skuad terkuatnya dengan menurunkan 4 strikernya, Keith 'Kayamba' Gumbs, Park Jung Hwan, Budi Sudarsono dan Octavianus Maniani. Gumbs dan Octo bermain di sayap. Octo sendiri adalah Penyerang Sayap, dan Park dan Budi bermain di tengah. Skuad mereka juga ditambah Firman Utina. Gelandang serang anyar menereka. Lini belakang tidak kalah juga , Ahmad Jufrianto, Supardi, M Ridwan dan Claudio Nama baru semua. Kedua tim ini cukup kuat.
Pada babak pertama, Sriwijaya melakukan pressure kepada Arema dan cukup berhasil. Beberapa peluang emas terjadi. Lini belakang kurang ketat dan membuat Park Jung Hwan, Gumbs, Budi dan Octo sering mendapat ruang tembak kosong. Akhirnya pada menit ke 28, sebuah permainan cantik antara Park Jung Hwan dan Budi Sudarsono berbuah sebuah gol yang ditendang oleh Budi dan lagi-lagi, bek Arema terlalu lemah. Sayang, setelah gol ini, Arema masih belum belajar dan masih mengekspos lawan. Untung dibawah mistar gawang, nama Kurnia Mega sungguhlah cermat dalam menyetop bola-bola dari Sriwijaya. Pada menit ke 56, Noh Alam Syah mendapatkan bola lambung dari Roman Chamelo. Terlihat offside namun official tidak memberikanya. Kiper Ferry Rotinisulu dengan ceroboh menjegal Alam Syah di kaki oleh tanganya. Berbuah sebuah penalti dan Pierre Njangka menjadi Algojo penalty tersebut. Dengan kepala dingin, Njangka mudah menipu kiper Ferry R.S. dan skor 1-1. Walau begitu, saya masih ada feeling bahwa, Sriwijaya masih akan menyerang dan mencetak beberapa gol lagi. Saya benar. Sewaktu sisa hanya 1 menit sebeblum peluit tanda babak pertama habis, sebuah gol yang di buat oleh Gumbs dengan berkolaborasi dengan Budi Sudarsono. Arema ternyata masih melakukan hal sama.
Pada babak kedua, Pressure dari Sriwijaya masih ada namun tidak sekeras pada babak pertama. Laskar Wong Kitu lebih mememntingkan untuk mempertahankan ball possesion ketimbang menusuk pertahanan Arema. Arema, di sisi lain memilih untuk lebih offensif dengan menggantikan Rony Firmansyah dengan striker Yongki Ariwibowo. Namun pada awal babak kedua, Yongki kurang terlihat tajam. Lalu pada menit ke 56, Claudio Alves dos Santos melakukan sebuah tendangan bebas dan masuk ke gawang Kurnia Mega. Skor 3-1. Arema mencoba untuk melewati pertahanan Sriwijaya FC namun masih saja gagal. Pertandingan berakhir dengan skor 3-1.
Saya bisa menyimpulkan bahwa Sriwijaya FC mempunyai peluang untuk memenangkan ISL cukup besar dengan starting 11 yang sangat kuat. Saya hanya prihatin dengan bench Sriwijaya. Belum ada nama penggati pas yang berkualitas hampir dengan starting 11. Hanya nama seorang Arif Suyono yang mungkinbisa di rotasikan dengan, Octavianus Maniani. Arema saya rasa belum dapat formasi yang pas dan Miroslav Janu masih sedikit kebingungan dengan cara bermain di liga Inondesia. Saya harap ini bisa lebih baik di pertandingan kedepan.
Cukup Sekian!